Beberapa waktu yang lalu, WhatsApp mengeluarkan kebijakan baru terkait dengan penggunaan aplikasi juga data penggunanya. Namun, banyak respons negatif dari berbagai pihak karena kebijakan WhatsApp yang baru ini dinilai masih kurang jelas serta dapat menimbulkan kekhawatiran dari sisi pengguna terkait keamanan data diri yang dianggap terlalu transparan karena terintegrasi dengan Facebook. Karena hal ini, akhirnya WhatsApp menunda pemberlakuan kebijakan barunya. Salah satu tujuan perubahan kebijakan WhatsApp adalah untuk pengembangan marketplace lebih luas lagi. Dilansir dari katadata.co.id, kepemilikan media sosial di Indonesia terbesar didominasi oleh WhatsApp. Melihat hal tersebut, WhatsApp sangat optimis akan ada banyak pengguna yang berbelanja melalui aplikasi tersebut di masa yang akan datang.
Dikutip dari akun Twitter Teguh Aprianto seorang Cyber Security Researcher yang telah melakukan diskusi bersama perwakilan pihak WhatsApp, yakni Sravanthi Dev, WhatsApp APAC Communications Director, mengenai kebijakan terbarunya, berikut penjelasannya
- Pihak WhatsApp mengemukakan bahwa update terbarunya berdampak pada saat kita berinteraksi dengan akun bisnis yang memilih vendor pihak ketiga. Pengoperasian WhatsApp Business mereka bertujuan untuk memberikan akses pesan kepada vendornya.
- WhatsApp akan memberi tahu saat kita mengobrol dengan akun bisnis, nanti akan ada label di bagian paling atas.
- WhatsApp menegaskan bahwa ia tidak dapat melihat pesan, panggilan, ataupun hal yang bersifat pribadi lainnya karena terlindungi oleh enkripsi end-to-end.
- Pihak Whatsapp membantah keras tentang menjual data pengguna kepada pihak ketiga.
- Pihak WhatsApp membenarkan tentang data yang dibagikan ke Facebook. Diantaranya ada nomor ponsel, data transaksi, ip adress, perangkat yang digunakan, dan lainnya. Untuk informasi selengkapnya mengenai data apa saja yang dibagikan silahkan kunjungi disini
Untuk info selengkapnya mengenai hasil diskusi bersama perwakilan WhatsApp bisa cek di Twitter Teguh Aprianto
Baru aja selesai diskusi dengan pihak WhatsApp yang diwakili oleh Sravanthi Dev, WhatsApp APAC Communications Director.
Seperti yang sudah saya sampai sebelumnya, update terbaru ini berdampak ketika kamu berinteraksi dengan akun WhatsApp bisnis. Berikut penjelasan lengkapnya. pic.twitter.com/VTS58Mio24— Teguh Aprianto (@secgron) January 15, 2021
Tanggapan Para Ahli Mengenai Kebijakan Terbaru WhatsApp
Beberapa poin yang menjadi masalah dalam kebijakan baru WhatsApp ialah aplikasi Facebook yang terintegrasi langsung dengan WhatsApp. Lantas, apakah tanggapan para ahli mengenai hal ini?
Menurut Budi Raharjo, seorang pakar Keamanan Informasi dari ITB, mengatakan bahwa jika penggunanya ingin memakai WhatsApp maka harus mengikuti syarat dan ketentuan yang telah dibuat oleh perusahaan. Hal ini juga berlaku di aplikasi-aplikasi lainnya.
“Kalau orang mau berlangganan ya harus ikuti aturannya, kalau tidak mau mengikuti jangan pakai WhatsApp,”
ujarnya dalam berita Pakar ITB Duga Kebijakan Privasi Baru WhatsApp Terkait Aturan Uni Eropa yang dimuat oleh Tempo.
Soal terintegrasinya Facebook dan WhatsApp, Budi menilai bahwa ini adalah hal yang wajar. Pihak WhatsApp juga telah menyatakan untuk tetap menjaga kerahasiaan pesan penggunanya dengan menggunakan enkripsi end-to-end. “Mekanisme kebijakan privasi terbaru tidak ada yang berubah, bahkan kebijakannya sudah berjalan,” tutur Budi.
Alfons Tanujaya, seorang pakar Keamanan Siber dari Vaksin.com, mengemukakan bahwa WhatsApp tidak bisa mengetahui percakapan pengguna baik itu personal ataupun grup ketika telah menyetujui kebijakan barunya.
“Banyak pengguna yang keliru dan salah tangkap mengenai kebijakan baru WhatsApp ini dan mengira jika telah menyetujui kebijakan baru maka WhatsApp dapat memantau percakapan kita dengan orang lain, padahal tidak,” ujar Alfons dalam berita Ahli Ungkap Salah Paham Publik Soal Whatsapp yang dimuat oleh CNN.
Lantas Apakah Aplikasi WhatsApp Aman untuk digunakan?
Alfons menuturkan bahwa semua komunikasi di WhatsApp telah terenkripsi E2EE alias end-to-end. Enkripsi bertujuan untuk mengamankan pesan yang dikirim oleh pengguna atau penerima dengan menggunakan kode tertentu. Pesan dikirim secara acak sehingga isinya tidak dapat dipahami dan akan terbaca jika dibuka dengan kode yang tepat (dekripsi).
Dengan adanya hal tersebut, maka hanya pengguna dan penerima saja yang akan memahami semua percakapannya.
“Jadi dapat dikatakan bahwa isi percakapan pada WhatsApp aman dan tidak ada orang yang bisa mengetahui percakapannya,” tuturnya.
Pengguna juga harus tetap berhati-hati ketika melakukan transaksi yang mengharuskan verifikasi data diri menggunakan KTP, jangan sampai lengah dan terkecoh ketika ada yang mengirimi pesan berupa link. Kita harus teliti dan mengeceknya terlebih dahulu, apakah linkini mencurigakan? Apakah link ini bukan duplikat? Apakah link ini menggunakan domain resmi? Dengan ini bisa meminimalisir terjadinya penipuan dan data pribadi pun dapat terjaga dengan aman.
Penulis: Annisa Rahayu
Editor: Azzahra Firdaus