Kalian pernah ngerasa gak bisa lepas dari pasangan? Ibarat gula ama semut, lo pasti bakal terus-terusan nempel dan gak mau jauh-jauh dari pasangan, sehingga bikin hari-hari lo jadi gak produktif. Biasanya juga lo bakal ngerasa cemas kalau lagi gak berhubungan, terus males buat membangun relasi ama orang lain, alias cuma pengen sama pasangan lo doang. Jika kalian saat ini lagi ngerasa hal-hal di atas, mungkin itu tandanya lo lagi ngalamin Attachment Issues…!
Hah, Apaan Dah…?
Yap bener banget, dan gue rasa term ini udah banyak banget orang ngalamin, apalagi di era media sosial kayak sekarang yang makin masif. For your information, attachment issues itu mengacu pada kesulitan seseorang ketika membentuk dan memelihara ikatan emosional yang sehat dengan orang lain. Serta, situasi ini bisa terjadi ketika sudah memiliki individu tersebut udah punya kedekatan tertentu, sehingga muncul rasa takut akan ditinggal oleh kekasihnya. Attachment issues dapat terwujud dalam berbagai cara, seperti kesulitan dalam memiliki batasan, perilaku berisiko, disregulasi emosional, masalah kepercayaan, maupun masalah dalam berhubungan dengan orang lain.
Eits, tapi rasa takut ditinggal orang lain ternyata juga termasuk attachment issues, lho…! Entah takut tidak ditemani, takut tidak dianggap, takut ditinggal, takut tidak ada yang membantu saat mengalami kesulitan, dan sebagainya. Permasalahan ini dapat berasal dari gangguan keterikatan yang tidak diobati atau tidak terdiagnosis di masa kanak-kanak, yang dapat terjadi ketika seorang anak tidak dapat memiliki hubungan emosional yang konsisten dengan orang tua atau pengasuh utamanya.
Bukan cuma itu, attachment issues juga dapat disebabkan oleh trauma seseorang akan suatu hal yang pernah dialaminya. Misal, apakah kalian pernah dikhianati oleh orang terdekat? Hmm, pasti agak susah gak sih buat ngelupainnya? Apalagi ketika mencoba untuk membangun ‘trust’ dengan orang baru, dan karena gak mau (lagi) kehilangan – akhirnya perasaan itu bikin kita nempel banget sama orang tersebut.
Pada orang dewasa, tanda-tanda attachment issues dapat mencakup masalah dalam membentuk ikatan emosional dengan orang lain, kesulitan dengan batasan, atau perilaku berisiko. Hal ini sebetulnya dapat diatasi dengan memberikan pola asuh yang tepat, seperti dengan membangun hubungan yang harmonis dan intim antara anak dengan orang tua atau pengasuhnya. Akan tetapi, jika hal tersebut tidak ditangani, attachment issue dapat mengganggu berkembangnya keterikatan yang secara signifikan dapat berdampak pada kesejahteraan emosional dan hubungan sepanjang hidup seseorang.
Terus, gimana caranya supaya kita gak berlarut-larut sama attachment issue dalam hubungan?
Pertama, identifikasi attachment style lo, lalu pahami bagaimana hal tersebut memengaruhi hubungan lo. Kedua, kenali pemicu dan pola lo, dan mulai belajar mengkomunikasikan kebutuhan dan batasan dalam berhubungan. Cobalah untuk beritahu pasangan tentang rasa tidak aman yang lo rasain. Berusahalah membangun kepercayaan dan keintiman dengan pasangan. Nah, kalau semisalnya kedua hal tersebut belum cukup, gapapa banget untuk mencari bantuan professional yang lebih ahli, kalau lo dengan pasangan gak bisa nemu jalan tengahnya.
Tapi perlu diingat, hubungan dengan gaya keterikatan aman memiliki proses yang membutuhkan waktu dan usaha. Penting untuk bersabar terhadap diri sendiri dan pasangan. Just trust the process! Maka dari itu, lo bisa lakuin cara-cara yang udah gue mention di atas demi membangun hubungan yang lebih kuat, sehat, dan lebih memuaskan.
Penulis : Khairunnisa Mukinin
Editor : David Kristian
Designer : Bethari Damara Setia