“Katamu, mawar sudah seharusnya berduri. Karena ia jelita, ia harus melindungi dirinya sendiri.”
Pernah nggak sih, kalian baca buku horor tapi dibalut feminisme? Alias, bukan cuma genrenya aja yang bikin merinding, tapi kisah di dalamnya juga nggak kalah merinding. Malahan, bisa dibilang semakin bikin bulu kuduk berdiri!
Sihir Perempuan karya Intan Paramaditha bukan sekadar kumpulan cerita horor pendek yang bikin kamu takut pergi ke toilet malam hari. Dengan sentuhan horor, Intan membawa kita menyelami kisah-kisah perempuan yang bergulat dengan belenggu patriarki. Ia mengangkat isu-isu perempuan dari kisah nyata di sekitar kita. Meskipun di antaranya mengangkat kisah makhluk mistis atau dongeng masa kecil yang diceritakan kembali dengan perspektif feminisme. Karakter dalam cerita dibuat berdasarkan pengalaman perempuan yang sering mendapat ketidakadilan. Seperti dicemooh karena berstatus janda, diajarkan untuk merasa malu saat menstruasi, dipaksa menikah oleh keluarga, hingga mengalami kekerasan berbasis gender.
Dalam buku ini, kebanyakan ceritanya memang bukan tentang wanita baik-baik. Setiap tokoh di dalam masing-masing cerita memiliki rahasia-rahasia gelap yang membuat kita nggak habis pikir, deh. Namun, penulis berhasil membuat “dosa” para karakter terasa benar untuk dilakukan. Kayak, “iya juga ya?”
Gaya penulisannya yang menarik dan imajinatif dengan sudut pandang orang pertama membuat pembaca turut berempati dengan pergulatan batin para tokoh. Penggunaan bahasa yang sederhana membuat cerita mudah dipahami, meskipun beberapa cerita bisa bikin pembaca bolak-balik buka halaman.
Dengan halaman kurang dari 200 halaman, buku ini bisa kalian pilih kalau lagi nyari bacaan yang cocok buat ngabuburit. Eits, tapi jangan dibaca malam-malam kalau nggak mau begadang sampai sahur, ya! Karena kalian bakal merinding sebadan-badan.~
Penulis: Diandra Wafiyatunnisa
Editor: Maulida Hasna Haniifa
Desainer: Kendra Luvena Cintanayla
