Ngabubureads: Kereta Malam Menuju Harlok

Untuk menengok, Nenek di sana

Mengendarai Kereta Malam

Juk, gijak-gijuk, gijak-gijuk

Kereta berangkat~

Aduh, kalau baca atau dengar kata “kereta malam” pasti keinget sama lagunya Elvy Sukaesih. Omong-omong soal kereta malam, di Ngabubureads kali ini aku mau rekomendasiin buku yang berhubungan dengan “kereta malam” nih buat Sabi.

Blurb Kecil

Malam takbiran enaknya ngumpul bareng sama keluarga atau teman-teman nggak sih? Kebayang ya, suasana takbiran tuh hangat, kebersamaannya terasa, apalagi rasa senang karena besok udah nggak puasa. Hmmm, kebayang opor ayam sama rendangnya… Nyam-nyam!

Tapi, malam takbiran yang dirasain Tamir sama sekali nggak menyenangkan. Sudah nggak bisa kumpul sama keluarga, terjebak di Kulila, eh pengasuhnya di panti asuhan kabur pula. Ya ampun, kasian banget.

Karena lagi mellow galau nelangsa merana, Tamir menyempatkan diri untuk membaca buku favoritnya yang berjudul Kereta Malam. Lagi seru-serunya baca, tiba-tiba keajaiban terjadi. Hujan deras dan suara kereta terdengar… seketika Tamir pingsan! Bangun-bangun, ia sudah berada di dalam kereta menuju Harlok. Kereta itu bukan pembawa kebahagiaan, melainkan awal dari mimpi buruk bagi anak-anak yang terlantar, apalagi penyandang disabilitas seperti Tamir.

Di Harlok, Tamir dan 38 anak lainnya dipaksa bekerja, tanpa dibayar sepeserpun, di tambang batu seruni milik Vled yang terkenal berdarah dingin. Di sini, Tamir bertemu banyak teman, seperti Baz dan Rupi. Mereka semua akhirnya bekerja sama untuk kabur dari kekejaman Vled.

Tapi, di tengah rencana, Tamir malah bertemu dengan Singa Kabut! Kira-kira, bisakah Tamir dan teman-temannya kabur dari Harlok dengan selamat? Atau mereka harus terjebak selamanya? Atau yang lebih parah, mereka harus menerima hukuman berat dari Vled yang tidak kenal ampun?!

Review Singkat Saja, Paham!

Selain kisah yang bikin deg-degan di tiap halamannya, novel ini juga menyelipkan berbagai isu sosial. Seperti, eksploitasi anak, korupsi, diskriminasi pada penyandang disabilitas, hingga kerusakan lingkungan akibat tambang ilegal. Nggak cuma itu, karakter dalam novel ini juga nggak kalah oke. Meskipun bukan karakter ala-ala yang selalu diceritakan kuat dan sempurna.

Vibes novel ini juga agak mirip sama film The Polar Express (2004). Tapi, versi lokal dan temanya lebih menyayat hati. Eits, walaupun menyayat hati, buku ini bisa dibilang heart-warming banget, loh! Bukan cuma itu, buku ini juga mengajak imajinasi kita berkelana tanpa batas. Kalau kata Buzz Lightyear dari Toy Story, “menuju tak terbatas dan melampauinya!”

Nah, buku ini cocok banget buat kalian yang lagi cari bacaan tentang petualangan tapi ada serbuk-serbuk fantasi dan bikin hati meleleh. Tapi hati-hati, ya, Sabi. Jangan terlalu fokus. Tau-tau nanti malah kayak Tamir. Tiba-tiba pingsan dan whoops! Eh, udah ada di dunia lain aja. Udah disuruh kerja rodi sama Vled, harus ngelawan Singa Kabut pula. Siap nggak?

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *